Sunday, 17 April 2016

Pesona Kalibiru, Kulon Progo



Kalibiru merupakan hutan wisata yang dikelola oleh masyarakat. Tempat ini dilengkapi dengan jalur treking, homestay, gardu pandang, camping ground, dan fasilitas outbond. Dari tempat ini wisatawan bisa menyaksikan landskap Perbukitan Menoreh yang menghijau serta panorama Waduk Sermo.

Selama ini Kabupaten Kulonprogo sering dipandang sebelah mata. Padahal kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah ini memiliki pesona alam yang tak kalah menarik dengan wilayah lain di Yogyakarta. Kabupaten ini kaya dengan wisata budaya, sejarah, serta wisata alam. Selain gua dan pantainya, wisata alam lain yang kini sedang populer di kalangan wisatawan adalah Hutan Wisata Kalibiru.


Terletak di kawasan Perbukitan Menoreh, Kalibiru memiliki suhu yang sejuk dan udara segar sehingga cocok dijadikan tempat berlibur. Pada mulanya Kalibiru adalah hutan milik pemerintah, namun kini hutan tersebut dikelola oleh masyarakat dan dikembangkan menjadi wisata alam sekaligus wisata edukasi. Sajian utama di tempat ini tentu saja jalur treking dengan pemandangan yang menawan. Wisatawan yang penat dengan kehidupan kota pun bisa berjalana-jalan di Hutan Kalibiru untuk menikmati kesegaran hutan dan mendengarkan aneka cuit burung serta derik serangga.



Kalibiru dilengkapi dengan areal parkir yang luas, kios makanan, fasilitas mck, pendopo, homestay, camping ground, serta fasilitas outbond. Homestay atau pondok wisata yang ada di Kalibiru berjumlah 6 dan masing-masing dapat menampung 100 – 15 orang. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 120.000 per malam untuk satu pondok. Karena itu tempat ini kerap dijadikan lokasi makrab, gathering, bahkan retreat. Bagi wisatawan yang ingin bermain flying fox, di Kalibiru juga terdapat fasilitas permainan ini yang bisa dilakukan oleh anak-anak maupun dewasa.

Menara Pandang di Atas Pohon

Obyek wisata Kalibiru menjadi begitu populer saat foto tempat ini muncul di akun instagram salah satu selebritis. Foto seseorang di atas menara pandang sebuah pohon dengan latar belakang Waduk Sermo dan kawasan Menoreh. Gara-gara foto tersebut Kalibiru pun menjadi tempat wisata yang naik daun. Menara pandang tersebut sebenarnya merupakan tempat start dan finishnya wahana outbond yang ada di Kalibiru. Kini, menara pandang tersebut lebih sering digunakan sebagai tempat berfoto wisatawan.

Berhubung lokasinya di atas pohon, wisatawan yang ingin berfoto di menara pandang tersebut harus naik tangga. Karena itu ada seorang penjaga yang akan membantu pengunjung. Demi kenyamanan bersama dan alasan keselamatan, tiap pengunjung yang ingin berfoto di tempat tersebut membayar biaya tambahan sebesar Rp 10.000.


Selain menara pandang di atas pohon, di Kalibiru juga terdapat beberapa gardu pandang yang bisa dicapai dengan treking menyusuri jalan setapak yang sudah dicor. Gardu pandang ini tersebar di berbagai tempat dengan pemandangan utama menghadap Waduk Sermo. Saat pagi hari wisatawan bisa menyaksikan Sermo yang berselimutkan kabut, sedangkan saat senja pemandangan mentari yang terbenam di barat akan menjadi penutup hari yang sempurna.

Lokasi dan Akses

Hutan Wisata Kalibiru terletak di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Jarak dari Yogyakarta sekitar 40 km. Lokasinya tidak terlalu jauh dari obyek wisata Waduk Sermo. Rute menuju Kalibiru cukup menanjak, jadi disarankan untuk menggunakan kendaraan ber-cc besar. Bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan dan keheningan alam di Kalibiru cukup membayar bea masuk sebesar Rp 3.000 per orang. Sedangkan tarif parkir motor sebesar Rp 2.000 dan mobil Rp 5.000.

Pesona Puncak Suroloyo



Puncak Suroloyo  merupakan obyek wisata di daerah Kulonprogo , menyimpan kisah legenda yang sangat terkenal. Yaitu tokoh Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo yang mendapat petunjuk wangsit tentang kekuasaan di tanah Jawa. Beliau mendapat wangsit bila mau menjadi penguasa di tanah Jawa, beliau harus berjalan kearah barat di Keraton Kotagede menuju pegunungan menoreh dan melaksanakan tapa brata di salah satu perbukitan menoreh ini yang sekarang dikenal dengan nama puncak Suroloyo.

Jalanan dengan kelokan yang tajam, penuh dengan tanjakan diapit oleh jurang dan bukit merupakan hal yang akan menemani perjalanan anda menuju Surolyo. Setelah beberapa waktu menuju perbukitan dengan penuh mendebarkan ini sampailah anda di kawasan Suroloyo dan perasaan anda akan tergantikan oleh pemandangan yang indah menakjubkan.


Untuk menuju puncak Suroloyo anda harus menaiki anak tangga berjumlah 286 dengan tingkat kemiringan yang lumayan terjal. Sesekali anda harus beristirahat dulu untuk memulihkan tenaga menuju anak tangga berikutnya. Biasanya pada anak tangga yang ke 100, banyak para wisatawan mulai terenggah –engah. Setelah beristirahat secukupnya, anda dapat melanjutkan perjalanan menaiki tangga tersebut dengan hati-hati.

Begitu kaki anda mulai menginjakkan di puncak Suroloyo maka akan disambut puluhan kupu-kupu, burung gereja dan capung berhamburan seakan menyambut kedatangan anda. Dari Puncak Suroloyo yang mempunyai ketinggian 1.019 m dpl ini, anda akan menyaksikan keindahan lanskap yang luar biasa. Candi Borobudur terlihat mungil dikelilingi 4 gunung sebagai bentengnya yaitu gunung Merapi, gunung Merbabu, gunung Sindoro dan gunung Sumbing.


Sudah disediakan tiga gardu pandang untuk menikmati keindahan alam dari puncak Suroloyo yang terbaik adalah saat matahari terbit sampai jam 10.00 WIB karena pemandangan di waktu – waktu tersebut biasannya cerah sehingga pemandangan di bawahnya akan terlihat jelas.

Ada tiga pertapaan di puncak Suroloyo ini yang dapat kita temui, yaitu pertapaan Suroloyo, Sariloyo dan Kaedran. Kita mulai dari pertapaan Suroloyo yang berupa sebidang tanah dengan ukuran 7×15 m2. Pertapaan inilah yang konon dipakai tempat bertapa oleh Sultan Agung. Dari tempat ini kita arahkan pandangan kita ke utara, nun jauh disana akan terlihat Candi dan kota Magelang. Sedangkan kalau pandangan kita arahkan ke timur, anda akan melihat puncak Merapi yang berdiri gagah diselimuti awan putih.

Selanjutnya pertapaan Sariloyo yang berada tak jauh dari pertapaan Suroloyo, dari tempat ini anda akan dapat melihat lanskap Gunung Sindaro dan Sumbing dipadu dengan kawasan perbukitan hutang lindung yang indah menghijau. Dari puncak suroloyo berjarak 200 m sebelah barat terdapat gardu pandang yang tak jauh dari tempat tersebut ada sebidang tanag yang disebut Tegal Kepanasan yang berupa tugu setinggi 1 meter yang berfungsi sebagai tanda batas wilayah DIY dan Jateng.


Dari puncak Suroloyo sekitar 250 meter barat daya terletak pertapaan yang ketiga yaitu pertapaan Kaendran. Dari tempat pertapaan tersebut wisatawan dapat melihat wilayah Kulonprogo sampai pantai selatan. Dapat anda lihat dengan jelas walaupun cukup jauh bentangan pesisir Samudera Hindia dan kawasan pantai Glagah.


Pada waktu-waktu tertentu puncak Suroloyo ini dipadati oleh pengunjung, terutama setiap tanggal 1 Sura ( 1 Muharram ) dimana terdapat acara upacara “jamasan” pusaka Tombak Kyai Manggolo Murti dan Songsong Manggolo Dewo yang bertempat di sendang Kawidodaren yang terletak 300 meter dari puncak. Semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX, kedua pusaka tersebut dititipkan kepada Mbah Manten Hadi Wiharjo, seorang sesepuh di dusun Keceme.

Saturday, 16 April 2016

Pesona Hutan Pinus Mangunan, Imogiri



Jogja di pagi hari tampak lengang, tanpa banyak kendaraan berlalu-lalang. Saat matahari masih bersinar malu-malu dan sebagian orang lebih memilih bergelung di dalam selimut, beberapa anak muda terlihat bersemangat mengayuh sepeda di jalanan perbukitan Dlingo yang naik turun dan mengular. Tanpa bersusah payah mengucurkan peluh mengayuh sepeda. Sebuah tanah lapang di tepi jalan menjadi tempat pemberhentian kami. Berseberangan dengan tempat kami mematikan mesin kendaraan, deretan pohon pinus menjulang memenuhi pandangan. Terbayang jika cuaca sedang berkabut, maka suasana hutan-hutan Pacific Northwest dapat dinikmati di Jogja.

Hutan Pinus Mangunan, begitulah bagian dari hutan di kawasan RPH (Resort Pengelolaan Hutan) Mangunan yang ditumbuhi tanaman Pinus Merkusii ini disebut. Lokasinya yang bisa ditempuh searah dengan situs makam Raja-Raja Imogiri membuat banyak orang keliru menyebutnya menjadi Hutan Pinus Imogiri. Padahal secara administratif hutan pinus ini tidak termasuk kawasan Imogiri.


Sebelum menjadi salah satu destinasi wisata, hutan di kawasan Mangunan adalah sebuah tanah tandus yang kemudian direboisasi. Tak hanya pinus, jenis pohon lain seperti mahoni, akasia, kemiri dan kayu putih juga ditanam di lahan yang luasnya kurang lebih 500 Ha ini. Kini kawasan Mangunan, terutama bagian yang ditanami pohon pinus tak hanya berfungsi sebagai hutan lindung namun juga dikelola sebagai salah satu tujuan wisata.

Tak hanya suasana hutan nan asri yang menarik perhatian banyak wisatawan, keberadaan sumber mata air Bengkung yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai lokasi pertapaan Sultan Agung Hanyakrakusuma pun menarik para peziarah untuk datang berkunjung. Untuk menemukan situs mata air yang kemudian dibangun pemerintah Belanda pada tahun 1925 hingga 1930 ini ada beberapa jalan yang bisa ditempuh, bisa dengan trekking dari tempat parkir menembus hutan yang rapat mengikuti jalur outbond Watu Abang atau jalan melingkar yang lebih jauh namun bisa ditempuh dengan sepeda atau sepeda motor.


Ketika kami menjejakkan kaki di tanah yang sebagian besar tertutup daun pinus kering bak permadani, sinar matahari semakin menanjak tinggi dan terlihat mulai mengintip dari sela-sela batang pinus. Sinarnya yang menghangatkan mau tak mau mengusir dingin yang menemani semenjak kami datang. Celotehan segerombolan anak muda yang diselingi dengan tawa mulai mengisi keheningan yang tadinya hanya berisi suara gesekan dedaunan. Tak perlu waktu lama, beberapa dari mereka mulai asyik berpose dan mengabadikan gaya menggunakan kamera. Beratraksi di atas batang-batang pinus yang telah bertransformasi menjadi bangku-bangu sederhana atau duduk di ayunan dengan pose manja.


Suasana hutan pinus yang selalu disebut-sebut seperti hutan di Forks atau kota-kota kecil lain di Evergreen State dalam film Hollywood menjadi daya tarik tersendiri bagi para pencinta fotografi dan penggila selfie. Hingga tak heran hutan pinus ini sering didatangi untuk keperluan fotografi termasuk pre-wedding.



Selain view deretan pohon pinus yang mempercantik background foto, ada filosofi menarik tentang pohon pinus sebagai lambang cinta orang Korea. Menurut mereka, pohon pinus yang berbatang tegak lurus adalah simbol cinta yang lurus dan tidak bercabang-cabang. Sedangkan daun pinus yang selalu hijau diibaratkan sebagai cinta yang tak pernah berakhir, Everlasting love

Objek Wisata Candi Mendut



Candi Mendut  didirikan pada masa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra yang bercorak penganut Buddha pada ketinggian tempat 3,70 m dpl. Seperti yang disebutkan dalam prasasti Karangtengah yang bertanggal 26 Mei 824 Masehi, diceritakan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci wenuwana yang artinya hutan bambu. Selanjutnya arkeolog dari Belanda yang bernama J.G de Casparis mendefinisikan bangunan suci yang dimaksud adalah Candi Mendut.

Candi ini berbentuk persegi empat dilengkapi dengan atap yang bertingkat dihiasi oleh stupa-stupa kecil. Candi ini dibangun lebih dahulu dari pada Candi Pawon dan Candi Borobudur yang terletak dalam satu garis lurus. Candi ini dibangun menghadap ke arah barat berlainan dengan candi Borobudur yang dibangun menghadap ke arah matahari terbit.


Saat memasuki pelataran dan kaki candi, anda dapat melihat beberapa relief yang menceritakan tentang kura-kura, burung, kera dan burung manyar, brahmana dan kepiting. Relief ini sepintas terlihat seperti dongeng yang ditujukan kepada anak-anak, tetapi sebenarnya cerita tersebut menceritakan kisah jataka yang memberikan pesan moral kepada semua orang yang datang berkunjung ke Candi Mendut ini. Di bagian badan candi, anda akan mendapatkan 8 relief Bodhisattva yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan relief yang ada di candi Borobudur.


Aroma hio tercium bercampur dengan semerbak wangi bunga akan mengiringi anda saat melangkahkan kaki memasuki bilik candi. Selanjutnya akan tampak didepan mata arca setinggi 3 meter berjumlah 4 disinari cahaya kekuningan. Tiga arca berukuiran besar yang berada di dalam bilik Candi Mendut ini bernama arca Dyani Buddha Cakyamuni atau Vairocana, arca Avalokitesvara dan arca Bodhisatva Vajrapani.

Arca Dyani Buddha Cakyamuni yang terletak di tengah, sedang duduk dengan kaki menyiku kebawah dengan posisi tangan memutar roda dharna. Arca –arca tersebut dipahat dari bahan batu hitam utuh dengan sangat cermat sehingga dihasilkan maha karya yang luaar biasa. Terdapat rangakaian bunga segar, hiolo dan hio terletak di depan arca-arca tersebut.


Setelah anda merasa cukup melihat purwa rupa arca-arca tersebut, tibalah saatnya anda meninggalkan pintu gerbang candi Mendut ini dengan melewati deretan kios suvenir. Selanjutnya anda juga akan melihat Buddist Monastery yang merupakan tempat yang hening, terbuka dan terbuk untuk umum. Sejumlah stupa dan bunga teratai di kolam menghiasi jalan menuju Buddist Monastery.

Mulai pukul 19.20 Wib setiap malam, ditempai ini diadakan ritual chanting atau meditasi dengan cari mendengarkan alunan musik dan nyanyian. Siapapun boleh mengikuti riitual chanting tersebut dan tidak harus beragama Buddha.

Lokasi


Candi Mendut terletak di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Berjarak sekitar 38 km ke arah barat laut Yogyakarta.

Mengenai fasilitas yang terdapat pada tempat ini berupa tempat parkir kendaraan, toilet dan beberapa warung makan yang di kelola oleh para penduduk sekitar. Info untuk Harga tiket memasuki tempat ini sebesar Rp. 3.000,- per orang. Adapun akses menuju Candi Mendut terletak 3 km arah timur dari candi Borobudur atau 1,5 km ke arah utara dari candi Pawon. Saat anda menuju Candi Borobudur pasti melewatinya dengan melihat papan menuju ke Candi Mendut. Dari jalan raya anda sudah bisa melihat keberadaannya

Mengenal Sejarah Candi Prambanan



Di dekat kota Yogyakarta terdapat candi Hindu yang paling indah di Indonesia. Candi ini dibangun dalam abad kesembilan Masehi. Karena terletak di desa Prambanan, maka candi ini disebut candi Prambanan tetapi juga terkenal sebagai candi Lara Jonggrang, sebuah nama yang diambil dari legenda Lara Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Beginilah ceritanya.

Konon tersebutlah seorang raja yang bernama Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang menakutkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, kalau sudah takdir, akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan karena bantuan orang kuat yang bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso karena dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung.

Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini dia terpesona oleh kecantikan Lara Jonggrang, putri bekas lawannya -- ya, bahkan putri raja yang dibunuhnya. Bagaimanapun juga, dia akan memperistrinya.

Lara Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang sakti yang mempunyai balatentara roh-roh halus.

Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai.


Seluruh penghuni Istana Prambanan menjadi kebingungan karena mereka yakin bahwa semua syarat Lara Jonggrang akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya.


Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan -- tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang sampai sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.

Friday, 15 April 2016

Mengenal Candi Borobudur

Sejarah Candi Borobudur


Candi Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.

  1. Mulai dibangun: 750 M
  2. Tinggi: 35 m
  3. Luas: 2.500 m²

Candi Borobudur diperkirakan mulai dibangun pada masa Dinasti Syailendra sekitar abad ke-9 di bawah pemerintahan Raja Samaratungga. Arsitek pembangunan kompleks candi bernama Gunadharma yang berhasil merancang bangunan luar biasa ini meskipun tak mengenal sistem komputer dan teknologi canggih lainnya. Pembangunan kompleks candi terbesar ini dapat diselesaikan sekitar 50-70 tahun kemudian. Nama Borobudur berasal dari bahasa Sansekerta ‘Vihara Buddha Uhr’ yang berarti Biara Buddha di Bukit.

Pada masa itu, Candi Borobudur menjadi pusat kegiatan keagamaan terbesar. Sampai saat masuknya pengaruh Islam pada abad ke-15. Candi ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat yang beralih ke agama Islam. Borobudur semakin terlupakan saat terjadi letusan Gunung Merapi yang membuatnya terkubur abu vulkanik.

Pada tahun 1814, Sir Thomas Stamford Raffles mengungkap keberadaan Candi Borobudur setelah mendapat informasi mangenai adanya sebuah bangunan besar yang tertimbun abu vulkanik. Tak hanya tertimbun abu vulkanik, kondisi candi saat ditemukan juga dipenuhi semak belukar.

Sejak ditemukan kembali, pemugaran dan berbagai usaha rekonstruksi candi dilakukan mulai dari masa penjajahan Inggris, Belanda sampai saat Indonesia telah merdeka. Dengan bantuan dari UNESCO dan para ahli sejarah budaya dari berbagai belahan dunia, Indonesia terus berupaya memperbaiki kondisi Candi Borobudur. Setelah lebih dari sepuluh abad terbaikan dan tak terpelihara, kompleks candi ini tetap berdiri kokoh sampai saat ini


Candi Borobudur tentunya sudah tak asing lagi bagi Anda. Candi ini disebut sebagai kompleks candi Buddha terbesar di Indonesia, bahkan juga terbesar dunia. UNESCO menetapkannya sebagai salah satu situs warisan dunia pada tahun 1991. Selain menjadi cagar budaya dunia, Candi Borobudur juga menjadi salah satu tempat wisata yang menarik banyak perhatian wisatawan domestik dan juga mancanegara.

Tempat wisata di Jawa Tengah ini memiliki luas 123 x 123 meter persegi dan terdiri dari 10 tingkat. Bangunannya tersusun dari balok vulkanik yang membentuk 504 arca, 72 stupa dan sebuah stupa induk besar di puncaknya. Uniknya, balok-balok ini tersusun tanpa menggunakan perekat ataupun semen, kompleks ini terlihat seperti sebuah susunan lego raksasa.

Dinding Candi Borobudur dihiasi sekitar 1.460 panel relief dengan panjang masing-masing panel 2 meter. Panel-panel relief ini menceritakan mengenai tingkatan kehidupan Buddha. Relief di bagian bawah candi disebut dengan ‘Kamadathu’ yang menceritakan tentang perilaku buruk manusia yang dipenuhi nafsu dunia dan membuatnya masuk neraka. Relief bagian tengah disebut ‘Rapadathu’, bercerita tentang manusia yang sudah terbebas dari hawa nafsu dunia, sedangkan relief teratas adalah ‘Arupadhatu’. Relief ini menggambarkan tingkatan pencapaian teratas di mana para dewa bersemayam.

Selain tiga relief tersebut, sebenarnya masih ada panel relief di bagian terbawah candi yang terkubur. Menurut para ahli sejarah, relief yang terkubur tersebut bernama ‘Karmawibhangga’. Inilah relief yang menceritakan mengenai tingkatan terbawah manusia. Relief ini menggambarkan perilaku buruk manusia yang mengikuti hawa nafsunya seperti membunuh, bergosip dan memerkosa. Bahkan disebutkan ada gambar hubungan suami istri. Penguburan panel relief ini memiliki dua alasan yaitu karena relief yang dianggap tidak sopan dan karena upaya pengokohan agar candi tetap berdiri tegak.

Candi Borobudur disebut sebagai salah satu mahakarya terbesar manusia sepanjang sejarah. Susunan balok vulkanik dan pahatan reliefnya merupakan sebuah karya seni yang tak tertandingi nilainya. Tempat wisata ini juga menjadi bukti kemajuan peradaban manusia zaman dahulu dalam bidang arsitektur, teknologi dan seni sastra.


Di kompleks ini terdapat dua museum yaitu Museum Samudera Raksa dan Museum Karmawibhangga. Museum Samudera Raksa berisi berbagai koleksi dan informasi mengenai sejarah perdagangan Asia – Afrika pada zaman dahulu, sedangkan Museum Karmawibhangga berisi informasi mengenai pembangunan Candi Borobudur.

Tak hanya bangunan candi yang menarik perhatian, namun juga pemandangan alam di sekitarnya. Di sebelah selatan candi terdapat Bukit Manoreh yang jika dilihat bentuknya menyerupai seseorang dalam posisi tidur. Selain Bukit Manoreh, masih ada Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi yang mengelilingi bangunan megah ini.


Tuesday, 12 April 2016

Keunikan Jln. MALIOBORO " Cinderamata Kota Yogyakarta "



Jl. Malioboro

Hai sobat, bagaimana kabar hari-harimu ? tentu saja menyenangkan bukan. Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai MALIOBORO " Cinderamata Kota Yogyakarta ". Langsung aja deh sobat simak artikelnya.

Malioboro itu berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti Karangan Bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, tapi Malioboro pun sebagai Cinderamata di Jantung Kota Yogyakarta.

Jalan Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margo Mulyo. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.


Tepatnya pada tanggal 20 Desember 2013, pukul 10.30 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X nama dua ruas jalan Malioboro dikembalikan ke nama aslinya, Jalan Pangeran Mangkubumi menjadi jalan Margo Utomo, dan Jalan Jenderal Achmad Yani menjadi jalan Margo Mulyo. Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg Jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim, dan lain-lain di sepanjang jalan ini.


http://cintaiwisataku.blogspot.co.id/2016/04/jln-malioboro-cinderamata-kota.html
Pentas musik di Malioboro
Dilihat kebelakang, dahulu Malioboro hanyalah ruas jalan yang sepi dengan pohon asam tumbuh di kanan dan kirinya. Jalan ini hanya dilewati oleh masyarakat yang hendak ke Keraton atau kompleks kawasan Indische pertama di Jogja seperti Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di sebelah Gedung Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan. Namun keberadaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di sisi selatan serta adanya permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut. Kelompok Tionghoa menjadikan Malioboro sebagai kanal bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan yang awalnya berpusat di Beringharjo dan Pecinan akhirnya meluas ke arah utara hingga Stasiun Tugu.


Semakin berkembangnya Malioboro dengan sangat pesat, hal ini menjadkan pusat perdagangan dan pusat belanja, seorang kawan berujar bahwa Malioboro merupakan baby talk dari "mari yok borong". Di Malioboro Anda bisa memborong aneka barang yang diinginkan mulai dari pernik cantik, cinderamata unik, batik klasik, emas dan permata hingga peralatan rumah tangga. Bagi penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan yang asyik. Berjalan kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri. Aneka cinderamata buatan lokal seperti batik, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional, asesoris, hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah. Jika pandai menawar, barang-barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga yang terbilang murah.



Selain menjadi pusat perdagangan, jalan yang merupakan bagian dari sumbu imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi ini pernah menjadi sarang serta panggung pertunjukan para seniman Malioboro pimpinan Umbu Landu Paranggi. Dari mereka pulalah budaya duduk lesehan di trotoar dipopulerkan yang akhirnya mengakar dan sangat identik dengan Malioboro. Menikmati makan malam yang romantis di warung lesehan sembari mendengarkan pengamen jalanan mendendangkan lagu "Yogyakarta" milik Kla Project akan menjadi pengalaman yang sangat membekas di hati.


Malioboro adalah rangkaian sejarah, kisah, dan kenangan yang saling berkelindan di tiap benak orang yang pernah menyambanginya. Pesona jalan ini tak pernah pudar oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi banyak orang, serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta. Seperti kalimat awal yang ada dalam sajak Melodia karya Umbu Landu Paranggi "Cintalah yang membuat diriku betah sesekali bertahan", kenangan dan kecintaan banyak orang terhadap Malioboro lah yang membuat ruas jalan ini terus bertahan hingga kini.


Terima kasih sobat sudah meluangkan waktunya untuk membaca artikel mengenai Jln. MALIOBORO " Cinderamata Kota Yogyakarta "Semoga bermanfa'at.


Saturday, 9 April 2016

Objek Wisata Pantai Indrayanti Gunung Kidul Yogyakarta

Pantai Indrayanti


Pantai Indrayanti Gunungkidul, inilah satu lagi wisata pantai di Yogyakarta yang patut Anda kunjungi dari Kabupaten Gunungkidul. Pantai Indrayanti, begitu masyarakat lokal ataupun kalangan wisatawan menyebut pantai yang indah dan romantis ini.

Nama pantai ini terdengar sedikit aneh, sebab namanya lebih mirip nama wanita Jawa. Pantai yang terletak di Dusun Ngasem, Desa Tepus, Gunungkidul ini berdekatan juga dengan destinasi populer lainnya di Gunungkidul Jogja, seperti Pantai Baron dan Pantai Krakal.

Lokasi Pantai Indrayanti Gunungkidul terletak tepat di sisi timur Pantai Sundak. Keduanya dibatasi oleh perbukitan karang. Pantai Indarayati menawarkan keindahan panorama yang unik dibanding pantai-pantai lain di Gunungkidul. Tidak hanya bentang pasir putih yang mempesona atau megahnya perbukitan batuan karang, jernihnya air laut yang terlihat biru bersih seolah mengajak para wisatawan untuk berenang dan berbaur di dalamnya.

Map Pantai Indrayanti



Keadaan alami dan bersih di Pantai Indrayanti Gunungkidul. Air laut di Pantai Indrayanti ini memang sungguh bersih, jernih, dan alami karena belum terkontaminasi oleh aneka limbah. Inilah sebab para penikmat perjalanan selalu menyukai untuk berenang dan bermain-main air di Pantai Indrayanti tersebut. Inilah keadaan di Pantai Indrayanti Gunungkidul ketika sedang ramainya oleh para pengunjung.

Keadaan Ramai  di Pantai Indrayanti


Yang tidak kalah menariknya lagi adalah ketika Sunset di Pantai Indrayanti Gunungkidul ini pesona Sunset yang hidup diatas permukaan air laut. Sungguh sangat indah dan menawan. Apalagi jika bersama dengan pasangan. So Sweet sobat.


Senja Pantai Indrayanti

Sekian dulu nih sobat. Semoga artikel Objek Wisata Pantai Indrayanti Gunungkidul Yogyakarta ini bisa bermanfa'at.



Objek Wisata Pantai Nglambor Gunung Kidul Yogyakarta


Pantai Nglambor

Hai Sobat adventure, hari ini saya akan memberikan sebuah artikel mengenai Objek Wisata Pantai Nglambor Gunung Kidul Yogyakarta. Sekilas deskripsi mengenai Pantai Nglambor.

Pantai Nglambor yang terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Gunung Kidul adalah tempat Snorkeling di Jogja yang paling terkenal jika dibandingkan dengan tempat lainnya. Berjarak kurang lebih 70 km dari pusat kota Jogja, pantai ini menawarkan panorama pantai yang indah. Terdapat dua batu karang besar yang menyerupai kura-kura persis di depan teluknya.

Tahukah sobat bahwa air lautnya itu sangat jernih yang mana itu bisa menjadikan pengunjung dengan leluasa melihat karang, rumput laut, ikan dengan berbagai warna berkejaran, dan aneka biota penghuni laut lainnya dari permukaan air. Para pengunjung pun bisa melakukan snorkeling dan berenang di pantai ini tanpa harus khawatir tergulung ombak besar karena memang lokasinya pantainya yang berada di teluk. Wajar jika tidak hanya wisatawan lokal yang berdatangan, melainkan dari mancanegara pun berkunjung di Pantai Nglambor ini.


Rute Menuju Pantai Nglambor

Rute Ke Pantai Nglambor

Kalau berangkat dari Jogja, maka kamu harus terlebih dahulu lewat jalan lingkar (ring road) timur sampai bertemu dengan perempatan jalan Wonosari. Kemudian berbeloklah ke arah timur mengikuti jalan Wonosari sampai alun-alun Wonosari yang terletak di sebelah kiri jalan. Mulailah berjalan pelan karena kamu harus berbelok ke kanan ke jalan Baron di pertigaan sebelum kantor Polres Gunung Kidul (jalan menuju terminal Wonosari). Ikutilah jalan tersebut sampai kamu mendapati ada kantor BRI di sebelah kiri jalan. Beberapa ratus meter berikutnya akan ada pertigaan, beloklah ke arah timur (kiri) lalu ikuti terus, sampai di sini kamu tinggal bertanya kepada penduduk sekitar dimana lokasi pantai Nglambor atau kecamatan Tepus desa Purwodadi.

Adapun informasi  mengenai jam kerjanya yaitu Pantai Nglambor buka 24 jam. Harga tiket masuk adalah sebesar Rp. 5.000,- per orang sudah termasuk biaya parkir kendaraan bermotor yang akan ditarik retibrusi di pos masuk pantai Siung. Saran dari saya alangkah baiknya jika sobat ingin berkunjung kesana berangkatnya diwaktu pagi hari, sebab jika sudah menjelang malam datang ke sana. Sobat hanya dapat melihat gelapnya suasana malam dan besarnya deburan ombak.

Beberapa aktivitas yang dapat sobat dilakukan disana seperti, bermain pasir putih, berenang serta Snorkeling. Untuk biaya menyewa alat untuk snorkeling seharga Rp.50.000,- per setnya meliputi masker, snorkel dan sepatu karet plus tiga frame foto di bawah air ketika sedang snorkeling untuk kamu sosialisasikan kepada teman-teman kamu di jejaring sosial bahkan saudara.

Snorkling di Nglambor

Salah satu fasilitas yang mendukung disana yaitu adanya Hotel aau tempat Penginapan. Jika kamu datang dari luar kota dan baru tiba di Wonosari Gunung Kidul sore atau malam hari, sebaiknya menginaplah di hotel yang terdapat di pusat kota Wonosari karena di sana tidak seperti pantai Indrayanti yang sudah dikelola dengan baik oleh pihak swasta sehingga kamu tidak akan mendapati penginapan di sana. Pagi setelah subuh barulah mulai berangkat menuju pantai Nglambor. Jadi sebaiknya cari hotel di kota Wonosari karena selain murah, kita juga bisa lebih leluasa mencari santap malam dengan harga yang lebih terjangkau.

Tempat Penginapan

Di Pantai Nglambor juga menyediakan tempat untuk beribadah bagi umat yang beragama Islam. Jadi bagi sobat yang beragama Islam tidak perlu khawatir ketika menjumpai waktu sholat untuk melaksakan peribadatannya. Disini untuk mencari toilet umum sobat akan merasa kesulitan untuk mencarinya, karena sobat hanya bisa menumpang di rumah warga satu-satunya yang tinggal di bibir pantai tersebut dengan memberi donasi seikhlasnya kepada pemilik rumah sebagai tanda terima kasih.

Mengenai tempat parkir di pantai Nglambor hanya diperuntukkan untuk sepeda motor karena memang akses jalan masuk ke pantai Nglambor dari jalan aspal belum memungkinkan untuk dilewati oleh mobil. Jadi jika kamu datang ke sana membawa mobil, maka kamu harus memarkirnya di pinggir jalan menuju jalan masuk ke pantai. Setelah itu kamu harus naik ojek dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit. Saran saya lebih baik jika sobat ingin berkunjung kesana gunakanlah kendaraan roda 2.

Terima kasih sobat sudah meluangkan waktunya untuk membaca artikel mengenai Objek Wisata Pantai Nglambor Gunung Kidul Yogyakarta. Semoga bermanfa'at.

Objek Wisata Pantai Sundak Gunung Kidul Yogyakarta


Gapura Pantai Sundak 

Sobat petualang pasti sudah tahu, bahwa kota Yogyakarta selain terkenal sebagai kota Gudeg yaitu makanan khas Yogyakarta, ternyata juga memiliki tempat-tempat wisata pantai yang menarik seperti Pantai Sundak, Pantai Krakal, Pantai Parangtritis. Namun di artikel ini saya akan mencerikan Objek Wisata Pantai Sundak. Jika sobat sudah pernah berkunjung ke Pantai Parangtritis maka tidak ada salahnya giliran mencoba objek wisata pantai yang satu ini.

Pantai Sundak

Lokasi objek wisata Pantai Sundak ini berada di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, tepatnya pada wilayah Desa Sidoharjo, di Kecamatan Tepus. Bagi anda yang memulai perjalanan dari Kota Yogyakarta menuju objek wisata ini maka diperlukan waktu sekitar 2-4 jam untuk sampai ke Pantai Sundak. Perjalanan menuju Pantai Sundak bisa sobat tempuh dengan mengendarai kendaraan pribadi lho. Apabila sobat berangkat dari kota Yogyakarta maka anda akan melewati wilayah Wonosari kemudian dilanjutkan ke Kecamatan Tepus, Gunung Kidul. Lebih mantap lagi selama perjalanan pun sobat akan dimanjakan dengan pemandangan alam yang menarik dan penuh eksotis.



Map Pantai Sundak

Yang tidak kalah menariknya di Pantai Sundak ini ada sebuah wahana yang sangat harus dicoba oleh sobat adventure yaitu Snorkling. Dengan menyewa kacamata renang atau alat untuk Snorkling sekitar Rp. 15.000an sobat sudah bisa menikmati keindahan habitat hewan bawah laut didataran dangkal didaerah tersebut. Serta disana jika sobat ingin menggunakan pelampung untuk lebih leluasa dalam menjelajahi kehidupan dibawah laut, disana juga ada kok penyewaan pelambung.


Snorkling
Snorkling

Untuk tempat parkiran kendaraan sobat bisa memarkirkan kendaraan di tempat parkir yang cukup luas. Jarak antara tempat parkir ini dengan pantai hanya sekitar 40 meter saja. Pantai ini terkenal akan keindahan pasir pantai putih serta airnya yang bersih dan bening. Sayangnya, sobat tidak bisa berenang di laut ketika malam hari, karena ombaknya sangat besar. Namun, anda masih bisa berjalan-jalan dan bermain air di bibir pantai sambil menikmati keindahan yang disuguhkan.

Inilah yang ditunggu-tunggu oleh sobat adventure yaitu ketika waktu Senja. Yang mana di sekitaran objek wisata tersebut akan terlihat batu-batu karang kecil dan bebatuan karang besar yang menjadi batas antara Sundak dengan pantai-pantai yang lain. Apabila anda ingin menginap di tempat ini maka anda perlu membawa peralatan menginap sendiri seperti tenda karena di area objek wisata Sundak belum ada fasilitas penginapan seperti hotel. Fasilitas yang ada di area ini adalah warung-warung makan serta gubuk-gubuk kecil yang disewakan oleh penduduk lokal di mana para wisatawan yang datang berkunjung bisa berteduh sambil menikmati keindahan alam yang ada dari pinggir pantai.

Waktu Senja Pantai Sundak
Waktu Senja Pantai Sundak
Bagi sobat yang ingin berkemah di pantai ini bisa lho. Disana ada tempat untuk menyewa gubuk-gubuk kecil atau kita bisa mendirikan tenda sendiri lho bahkan para pengunjung bisa membayar seikhlasnya saja. Bagi sobat yang beragama Islam tidak perlu khawatir sebab di Pantai Sundak Gunung Kidul ini juga terdapat fasilitas tempat ibadah yang bisa digunakan.

Sampai jumpa kembali sobat Adventure. Semoga artikel mengenai Objek Wisata Pantai Sundak Gunung Kidul Yogyakarta ini bisa bermanfa'at.